Kartu Pasien adalah kartu yang diperuntukan sebagai data dari pasien dalam manajemen data pasien di sebuah Rumah Sakit, Klinik, Puskesmas, atau tempat berobat lainnya.
Bertujuan mempercepat dan mempermudah pelayanan pendaftaran instansi/lembaga tersebut. Kartu pasien ini dapat juga menjadi Kartu VIP / Diskon untuk Rumah Sakit.
Bertujuan mempercepat dan mempermudah pelayanan pendaftaran instansi/lembaga tersebut. Kartu pasien ini dapat juga menjadi Kartu VIP / Diskon untuk Rumah Sakit.
Rumah sakit merupakan instansi yang selalu update jumlah pasienya setiap hari tentunya dengan data yang berbeda pula seperti riwayat atau rekam medis pasien, data pasien, pendaftaran dll.
Kegunaan Kartu Pasien :
Mempermudah Pasien dalam melakukan pendaftaran
Mempermudah pencarian data Pasien
Membuat tertib administrasi
Untuk mengetahui riwayat penyakit pasien
Untuk itulah kami akan memberikan solusi kepada Rumah Sakit, Klinik, Dokter Praktek untuk mempercayakan Kartu Pasien nya pada kami. Kami adalah perusahaan yang membuat, mendesain, mencetak Kartu Pasien untuk semua Rumah Sakit dengan sistem Cetak offset, Sablon, Printing atau Press.
Kartu Pasien umumnya untuk kartu pvc-nya di jasakan cetak offset atau Press dengan full color 2 sisi dan data pasiennya. Kartu Pasien yang memenuhi standar yaitu Material harus terbuat dari bahan yang mempunyai ketebalan dan ukuran standar.
Size : 8,5mm X 5,3mm (Standar Kartu ATM)
Ketebalan : 9 mm
Material : PVC Press
Design : Full Color Dual Sided
Proses Cetak : Printing / Sablon / Offset /
Optional : Barcode, Magnetic Stripe, Embossing, Signature Panel, Security Ink, Glitter dan lain-lain
Price : Call tergantung quantity
Qty lebih banyak…..Harga semakin Murah………!!!
Segera konsultasikan desain dan kebutuhan anda untuk Kartu Pasien ke Specialist ID Member Card :
Kantor : Jl.Gumuruh 14 (Gatot Subroto) Bandung. (022) 7318980
Email : specialistcard@gmail.com
Contact Person :
Zaky : 0813 9402 9984 - Pin : 28ee00e0
Heri : 087824961069 - Pin : 74a4f18e
Ary : 087823838205 - Pin : 21efae36
MCR / MSR Minimag IDTech adalah alat pembaca kartu magnetik stripe dengan panjang 90 cm yang mampu membaca data sampai 3 track.
MCR (Magnetic Card Reader) atau juga biasa disebut MSR (Magnetic Slot Reader) dirancang dengan daya rendah Mask IC dan single-chip microprocessor teknologi.
MCR (Magnetic Card Reader) atau juga biasa disebut MSR (Magnetic Slot Reader) dirancang dengan daya rendah Mask IC dan single-chip microprocessor teknologi.
Para pembaca dapat dilengkapi dengan keyboard wedge, RS-232 serial, atau USB interface. Pengaturan Perangkat Lunak yang dipilih untuk mengirim start / stop byte, bahasa / menunda intercharacter untuk keyboard wedge (& USB interface) dan RS-232 parameter untuk komunikasi serial interface.
Minimag MSR IDTech dirancang untuk aplikasi POS dan desktop di mana ruang adalah pada premium. Seluruh unit hanya 90mm panjang (tentang panjang kartu kredit), memberikan jejak terkecil dari setiap unit dengan fitur yang sebanding.
MiniMag MSR adalah pembaca menggesek sepenuhnya cerdas yang dapat diprogram untuk membagi, mengatur ulang, mengedit, dan memvalidasi bidang data yang dimasukkan. Hal ini juga dapat secara otomatis membedakan AAMVA dan DMV CA format.
Minimag MSR IDTech membaca hingga 3 tracks informasi dengan gesekan tunggal di kedua arah. Standar-panjang slotnya membuatnya mudah digunakan. Kedua pager dan indikator LED menandakan proses pembacaaan berhasil. MCR / MSR.
Minimag IDTech merupakan alat yang Cerdas untuk pembacaan yangmemberikan fungsionalitas exeptional dan nilai dalam paket terkecil yang memungkinkan. Alat ini dapat digunakan sebagai unit yang berdiri bebas, atau permanen terpasang dengan sisipan berulir di bagian bawah pembaca. USB, RS-232 interface keyboard tersedia.
Spesifikasi MCR / MSR Minimag IDTech :
Magnetic Stripe Formats : ISO 7811, AAMVA and CA DMV
Swipe Speed : 5 to 55 inches per second, bi-directional
Card Width : .01 to .055 inches
Slot Width : Maximum card thicknes = .055 (1.37mm)
Interfaces : USB, RS232 dan PS2 Keyboard Wedge
Dimesion : 90mm (L) X 34mm (W) X 28mm (H)
Berat : Approximately 4.6 Onz
Panjang Kabel : 1,5 M
Connector : Keyboard : Combination 5 pin/6 pin DIN
Reliability MCR / MSR Minimag IDTech :
Electronics MTBF : Read Electronics, magnetics : 100,000 POH
Magnetic Head Life : 500.000 passes minimum
Raid and Cover Life : 1.000.000 passes minimum
Read rate : less than error in 100.000 bits on card conforming to ISO 78111-5
Warranty : 1 year parts and labor
Operating Temp : +5 C to 55 C
Storage Temp : -30 C to 65 C
Humidity : Maximum 95% non-condensing
Dapatkan magnetic reader yang asli dan bergaransi resmi di http://specialist-media.blogspot.com/
Magnetic Encoder Tysso MSE750 adalah alat yang berfungsi untuk membaca (read) dan menulis (Write) data pada pita magnetic stripe di kartu pvc.
Encoding strip magnetik memungkinkan Anda untuk meningkatkan fungsionalitas kartu untuk aplikasi kartu member, kartu hotel, pembayaran non-tunai, proses check-in/checkout.
Magnetic Magnetic Encoder Tysso MSE750 ini dapat melakukan proses encode (pengisian data) pada kartu magnetic pada 3 track langsung. Format pengisiannya ada 2 jenis yaitu HiCo (High-Coercivity) dan LoCo (Low Coercivity).
Pengisian data (encoding) untuk magnetic stripe bisa dilakukan langsung dengan alat encoder eksternal Magnetic Encoder Tysso MSE750. Selain untuk encode (pengisian data) pada kartu magnetic, Magnetic Encoder Tysso MSE750 juga bisa untuk membaca atau ngecek kartu magnetic yang sudah ada isi datanya.
MSE (Magnetic Stripe Encoder) sekarang datang dengan fitur baru dengan interface USB. Sehingga memudahkan user untuk melakukan proses instalasinya secara plug and play. Jika Anda masih kesulitan atau mengalami masalah dengan cara instalasi untuk mengetahui cara pengoperasian dan cara instalasinya anda bisa kunjungi di artikel kami di Cara Instalasi Tysso MSE 750.
Fitur Magnetic Encoder TYSSO MSE750 :
MSR206/MSE-630A dual platform compability :
HiCo / LoCo configurable
300 – 400 Oersted
Tracks 1 & 2 & 3
ISO 7811-1/2/3/4/5 & ANSI 4.16 1983 compliant
5/6/7BPC 210/75BPI on any track
Spesifikasi Magnetic Encoder TYSSO MSE750 :
Interoperable with MSR206/MSE-630A applications
High/Low coercivity configurable
300~4000 Oersted
Two-in-one connectivity – USB or RS-232
Tracks 1&2&3
Minimum one million passes
ISO 7811-1/2/3/4/5 & ANSI 4.16 1983 compliant
5/6/7 BPC custom data format
Raw data format
75BPI or 210 BPI on any track
Intuitive encoding utility
Affordable acquisition cost
Dapatkan magnetic encoder yang asli dan bergaransi resmi di http://specialist-media.blogspot.com/
Kaos adalah Pakaian sederhana ringan untuk tubuh bagian atas, biasanya lengan pendek [T Shirt disebut demikian karena bentuknya].
Sebuah T-shirt biasanya tanpa kancing dan kerah, dengan leher bulat dan lengan pendek. Busana ini bisa dikenakan oleh siapa saja, baik pria dan wanita, dan untuk semua kelompok umur, termasuk bayi, remaja, dan dewasa.
Di Indonesia, kata T-shirt diterjemahkan menjadi Kaos Oblong.
Terjemahan ini pun tidak terlepas dari sejarah perjalanan kaos itu sendiri. Dalam Kamus Indonesia-Inggris Hassan Shadily (1997) menyamakatakan Kaos Oblong dengan kata kaos dalam, singlet, dan undershirt.
T-shirt biasanya terbuat dari serat kapas atau polyester (atau dari dua campuran), rajutan bersama dalam stitch jersey yang memberikan T-shirt khas tekstur yang lembut. T-shirt bisa dihiasi dengan teks dan / atau gambar, dan kadang-kadang digunakan untuk iklan
T- Shirt atau kaos oblong pada awalnya digunakan sebagai pakaian dalam tentara Inggris dan Amerika pada abad 19 sampai awal abad 20.
Masyarakat umum belum mengenal penggunakan kaos atau T-Shirt dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, para tentara yang menggunakan T-Shirt polos tanpa desain ini pun hanya menggunakannya ketika udara panas atau aktivitas-aktivitas yang tidak menggunakan seragam. Ketika itu warna dan bentuknya (model) itu-itu melulu. Maksudnya, benda itu berwarna putih, dan belum ada variasi ukuran, kerah dan lingkar lengan
T-shirt alias kaos oblong ini mulai dipopulerkan sewaktu dipakai oleh Marlon Brando pada tahun 1947, yaitu ketika ia memerankan tokoh Stanley Kowalsky dalam pentas teater dengan lakon “A Street Named Desire” karya Tenesse William di Broadway, AS.
T-shirt berwarna abu-abu yang dikenakannya begitu pas dan lekat di tubuh Brando, serta sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya. dan film Rebel Without A Cause (1995) yang dibintangi James Dean.
Pada waktu itu penontong langsung berdecak kagum dan terpaku. Meski demikian, ada juga penonton yang protes, yang beranggapan bahwa pemakaian kaos oblong tersebut termasuk kurang ajar dan pemberontakan. Tak pelak, muncullah polemik seputar kaos oblong.
T-shirt berwarna abu-abu yang dikenakannya begitu pas dan lekat di tubuh Brando, serta sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya. dan film Rebel Without A Cause (1995) yang dibintangi James Dean.
Pada waktu itu penontong langsung berdecak kagum dan terpaku. Meski demikian, ada juga penonton yang protes, yang beranggapan bahwa pemakaian kaos oblong tersebut termasuk kurang ajar dan pemberontakan. Tak pelak, muncullah polemik seputar kaos oblong.
Polemik yang terjadi yakni, sebagian kalangan menilai pemakaian kaos oblong – undershirt – sebagai busana luar adalah tidak sopan dan tidak beretika. Namun di kalangan lainnya, terutama anak muda pasca pentas teater tahun 1947 itu, justru dilanda demam kaos oblong, bahkan menganggap benda ini sebagai lambang kebebasan anak muda. Dan, bagi anak muda itu, kaos oblong bukan semata-mada suatu mode atau tren, melainkan merupakan bagian dari keseharian mereka.
Polemik tersebut selanjutnya justru menaikkan publisitas dan popularitas kaos oblong dalam percaturan mode. Akibatnya pula, beberapa perusahaan konveksi mulai bersemangat memproduksi benda itu, walaupun semula mereka meragukan prospek bisnis kaos oblong. Mereka mengembangkan kaos oblong dengan pelbagai bentuk dan warna serta memproduksinya secara besar-besaran. Citra kaos oblong semakin menanjak lagi manakala Marlon Brando sendiri – dengan berkaos oblong yang dipadu dengan celana jins dan jaket kulit – menjadi bintang iklan produk tersebut.
Mungkin, dikarenakan oleh maraknya polemik dan mewabahnya demam kaos oblong di kalangan masyarakat, pada tahun 1961 sebuah organisasi yang menamakan dirinya “Underwear Institute” (Lembaga Baju Dalam) menuntut agar kaos oblong diakui sebagai baju sopan seperti halnya baju-baju lainnya. Mereka mengatakan, kaos oblong juga merupakan karya busana yang telah menjadi bagian budaya mode.
Demam kaos oblong yang melumat seluruh benua Amerika dan Eropa pun terjadi sekita tahun 1961 itu. Apalagi ketika aktor James Dean mengenakan kaos oblong dalam film “Rebel Without A Cause”, sehingga eksistensi kaos oblong semakin kukuh dalam kehidupan di sana.
Perlahan namun pasti, T-shirt mulai menjadi bagian dari busana keseharian yang tidak hanya dipakai untuk daleman, tetapi juga menjadi pakaian luaran.
Pada pertengahan tahun 50an, T-shirt sudah mulai menjadi bagian bagian dari dunia fashion. Namun baru pada tahun 60an ketika kaum hippies mulai merajai dunia, T-shirt benar-benar menjadi state of fashion itu sendiri.
Sebagai sebuah simbol (lagi-lagi) anti kemapanan, para hippies ini menggunakan T-shirt/kaos sebagai salah satu simbolnya.
Semenjak saat itulah revolusi T-shirt terjadi secara total. Para penggiat bisnis menyadari bahwa T-shirt dapat menjadi medium promosi yang amat efektif serta efesien. Segala persyaratan sebagai medium promosi yang baik ada di T-shirt. Murah, mobile, fungsional, dapat dijadikan suvenir, dan seterusnya.
Pada pertengahan tahun 50an, T-shirt sudah mulai menjadi bagian bagian dari dunia fashion. Namun baru pada tahun 60an ketika kaum hippies mulai merajai dunia, T-shirt benar-benar menjadi state of fashion itu sendiri.
Sebagai sebuah simbol (lagi-lagi) anti kemapanan, para hippies ini menggunakan T-shirt/kaos sebagai salah satu simbolnya.
Semenjak saat itulah revolusi T-shirt terjadi secara total. Para penggiat bisnis menyadari bahwa T-shirt dapat menjadi medium promosi yang amat efektif serta efesien. Segala persyaratan sebagai medium promosi yang baik ada di T-shirt. Murah, mobile, fungsional, dapat dijadikan suvenir, dan seterusnya.
Disaat yang bersamaan, kelompok-kelompok tertentu macam hippies, komunitas punk, atau organisasi politik, juga menyadari bahwa T-shirt dapat menjadi medium propaganda yang sempurna selain medium yang telah ada. Statement apapun dapat tercetak diatasnya, tahan lama, dan penyebarannya mampu melewati batas-batas yang tidak dapat dicapai oleh medium lain, seperti poster misalnya.
Dengan segala kesempurnaannya, T-shirt tidak lagi menjadi sederhana. Jelas, secara fungsional benda tersebut masih berlaku sebagai sebuah sandang. Namun dibalik itu semua, T-shirt memiliki value yang melebihi dari fungsi dasarnya. Desain T-Shirt yang terus berkembang sampai sekarang selaras dengan perkembangan manusia dan teknologi yang memang terus berkembang.
Sejarah akan terus mencatat desain berbagai kaos seperti tie dye yang lekat dengan flowers generation, komunitas punk yang lekat dengan T-Shirt sobek, polos bahkan dengan desain typohraphy yang mencolok, dan siapa yang tidak kenal dengan kaos I Love New York yang fenomenal itu.
Sejarah akan terus mencatat desain berbagai kaos seperti tie dye yang lekat dengan flowers generation, komunitas punk yang lekat dengan T-Shirt sobek, polos bahkan dengan desain typohraphy yang mencolok, dan siapa yang tidak kenal dengan kaos I Love New York yang fenomenal itu.
Desain T-Shirt yang kemudian menjadi semacam aktualisasi pemakainya, bisa diramalkan akan tetap terus digemari. Elemen desain berupa typohraphy yang sangat menarik dan penuh maksud sangat berpeluang diminati masyarakat.
Apalagi perkembangan dunia konsumen yang sangat memanjakan aktualisasi pribadi. Siapa pun Anda, konsumen, pemilik perusahaan, manajeman band, atau siapapun, bisa dengan mudah menunjukkan siapa diri Anda hanya dengan memakai T-Shirt dengan desain typohraphy atau perpaduan elemen desain lain.
Apalagi perkembangan dunia konsumen yang sangat memanjakan aktualisasi pribadi. Siapa pun Anda, konsumen, pemilik perusahaan, manajeman band, atau siapapun, bisa dengan mudah menunjukkan siapa diri Anda hanya dengan memakai T-Shirt dengan desain typohraphy atau perpaduan elemen desain lain.
Pemakaian kaos dalam berbagai kesempatan memberikan juga peluang bagi para desainer dalam berkarya. Fungsinya yang semakin melebar sangat bisa mendukung perkembangan desain itu sendiri. Kreatifitas menggunakan medium T-Shirt dalam berkarya desain membuka peluang pemaknaan karya desain serta perluasan pengetahuan tentang desain pada masyarakat.
Berjamurnya clothing dan distro di kalangan bisnis modern adalah salah satu kemajuan yang positif dalam dunia desain. Berbagai karya desain yang diimplementasikan dalam medium T-Shirt memberi warna bagi kehidupan, tidak hanya bentukan huruf tapi foto, karya desain yang dulu tidak memungkunkan untuk menggunakan media T-Shirt, kini semuanya menjadi mungkin.
Namun, perkembangan yang demikian masif harus tetap juga disikapi dengan baik, kemasifan sesuatu hal terkadang menjadikan desain hanya sebagai produk instan yang tidak memperhatikan faedah-faedah desain, karena itulah pengetahuan desainer akan prinsip-prinsip desain sangat diperlukan.
Berjamurnya clothing dan distro di kalangan bisnis modern adalah salah satu kemajuan yang positif dalam dunia desain. Berbagai karya desain yang diimplementasikan dalam medium T-Shirt memberi warna bagi kehidupan, tidak hanya bentukan huruf tapi foto, karya desain yang dulu tidak memungkunkan untuk menggunakan media T-Shirt, kini semuanya menjadi mungkin.
Namun, perkembangan yang demikian masif harus tetap juga disikapi dengan baik, kemasifan sesuatu hal terkadang menjadikan desain hanya sebagai produk instan yang tidak memperhatikan faedah-faedah desain, karena itulah pengetahuan desainer akan prinsip-prinsip desain sangat diperlukan.
Di Indonesia, konon, masuknya benda ini karena dibawa oleh orang-orang Belanda. Namun ketika itu perkembangannya tidak pesat, sebab benda ini mempunyai nilai gengsi tingkat tinggi, dan di Indonesia teknologi pemintalannya belum maju. Akibatnya benda ini termasuk barang mahal.
Namun demikian, kaos oblong baru menampakkan perkembangan yang signifikan hingga merambah ke segenap pelosok pedesaan sekitar awal tahun 1970. Ketika itu wujudnya masih konvensional. Berwarna putih, bahan katun-halus-tipis, melekat ketat di badan dan hanya untuk kaum pria.
Beberapa merek yang terkenal waktu itu adalah Swan dan 77. Ada juga merek Cabe Rawit, Kembang Manggis, dan lain-lain. Dan tren kaos oblong rupa-rupanya direkam pula oleh Kartunis GM Sudarta melalui tokoh Om Pasikom dan kemenakannya dengan tajuk “Generasi Kaos Oblong” (Harian Kompas, 14 Januari 1978).
Beberapa merek yang terkenal waktu itu adalah Swan dan 77. Ada juga merek Cabe Rawit, Kembang Manggis, dan lain-lain. Dan tren kaos oblong rupa-rupanya direkam pula oleh Kartunis GM Sudarta melalui tokoh Om Pasikom dan kemenakannya dengan tajuk “Generasi Kaos Oblong” (Harian Kompas, 14 Januari 1978).
Sumber :
http://www.thefreedictionary.com/T-shirt
http://www.artikata.com/arti-181797-t-shirt.html
http://en.wikipedia.org/wiki/T-shirt
http://customtshirt2008.wordpress.com/category/sejarah-t-shirt/
http://www.elcogarment.com/e-article/sejarah-t-shirt.html
http://www.terminalbaju.com/news-10-sejarah-tshirt-kaos