Kartu Pasien adalah kartu yang diperuntukan sebagai data dari pasien dalam manajemen data pasien di sebuah Rumah Sakit, Klinik, Puskesmas, atau tempat berobat lainnya.

Bertujuan mempercepat dan mempermudah pelayanan pendaftaran instansi/lembaga tersebut. Kartu pasien ini dapat juga menjadi Kartu VIP / Diskon untuk Rumah Sakit.

Rumah sakit merupakan instansi yang selalu update jumlah pasienya setiap hari tentunya dengan data yang berbeda pula seperti riwayat atau rekam medis pasien, data pasien, pendaftaran dll. 

Kegunaan Kartu Pasien :
Mempermudah Pasien dalam melakukan pendaftaran
Mempermudah pencarian data Pasien
Membuat tertib administrasi
Untuk mengetahui riwayat penyakit pasien
Untuk itulah kami akan memberikan solusi kepada Rumah Sakit, Klinik, Dokter Praktek untuk mempercayakan Kartu Pasien nya pada kami. Kami adalah perusahaan yang membuat, mendesain, mencetak Kartu Pasien untuk semua Rumah Sakit dengan sistem Cetak offset, Sablon,  Printing atau Press.

Kartu Pasien umumnya  untuk kartu pvc-nya di jasakan cetak offset atau Press dengan full color 2 sisi dan data pasiennya. Kartu Pasien yang memenuhi standar yaitu Material harus terbuat dari bahan yang mempunyai ketebalan dan ukuran standar.

Kartu Pasien....!!!
Spesifikasi umum kartu pasien (Product kami):
Size  :  8,5mm X 5,3mm (Standar Kartu ATM)
Ketebalan        : 9 mm
Material          : PVC  Press
Design            : Full Color Dual Sided
Proses Cetak   : Printing / Sablon / Offset /
Optional          : Barcode, Magnetic Stripe, Embossing, Signature Panel, Security Ink, Glitter dan lain-lain
Price  : Call tergantung quantity

Qty lebih banyak…..Harga semakin Murah………!!!

Segera konsultasikan desain dan kebutuhan anda untuk Kartu Pasien ke  Specialist ID Member Card :

Kantor : Jl.Gumuruh 14 (Gatot Subroto) Bandung. (022) 7318980
Email : specialistcard@gmail.com
Contact Person    :
Zaky : 0813 9402 9984 - Pin : 28ee00e0
Heri  : 087824961069 - Pin : 74a4f18e
Ary   : 087823838205 - Pin : 21efae36


MCR / MSR Minimag IDTech

MCR / MSR Minimag IDTech  adalah alat pembaca kartu magnetik stripe dengan panjang 90 cm yang mampu membaca data sampai 3 track.

MCR (Magnetic Card Reader) atau juga  biasa disebut MSR (Magnetic Slot Reader) dirancang dengan daya rendah Mask IC dan single-chip microprocessor teknologi. 

Para pembaca dapat dilengkapi dengan keyboard wedge, RS-232 serial, atau USB interface. Pengaturan Perangkat Lunak yang dipilih untuk mengirim start / stop byte, bahasa / menunda intercharacter untuk keyboard wedge (& USB interface) dan RS-232 parameter untuk komunikasi serial interface.

Minimag MSR IDTech dirancang untuk aplikasi POS dan desktop di mana ruang adalah pada premium. Seluruh unit hanya 90mm panjang (tentang panjang kartu kredit), memberikan jejak terkecil dari setiap unit dengan fitur yang sebanding. 

MiniMag MSR adalah pembaca menggesek sepenuhnya cerdas yang dapat diprogram untuk membagi, mengatur ulang, mengedit, dan memvalidasi bidang data yang dimasukkan. Hal ini juga dapat secara otomatis membedakan AAMVA dan DMV CA format.

Minimag MSR IDTech membaca hingga 3 tracks informasi dengan gesekan tunggal di kedua arah. Standar-panjang slotnya membuatnya mudah digunakan. Kedua pager dan indikator LED menandakan proses pembacaaan berhasil. MCR / MSR. 

Minimag IDTech merupakan alat yang Cerdas untuk pembacaan yangmemberikan fungsionalitas exeptional dan nilai dalam paket terkecil yang memungkinkan. Alat ini dapat digunakan sebagai unit yang berdiri bebas, atau permanen terpasang dengan sisipan berulir di bagian bawah pembaca. USB, RS-232 interface keyboard tersedia.

Spesifikasi MCR / MSR Minimag IDTech :

Magnetic Stripe Formats : ISO 7811, AAMVA and CA DMV
Swipe Speed  : 5 to 55 inches per second, bi-directional
Card Width  : .01 to .055 inches
Slot Width  : Maximum card thicknes = .055 (1.37mm)
Interfaces  : USB, RS232 dan PS2 Keyboard Wedge
Dimesion : 90mm (L) X 34mm (W) X 28mm (H)
Berat  : Approximately 4.6 Onz
Panjang Kabel  : 1,5 M
Connector  : Keyboard : Combination 5 pin/6 pin DIN

Reliability MCR / MSR Minimag IDTech :
Electronics MTBF  : Read Electronics, magnetics : 100,000 POH
Magnetic Head Life : 500.000 passes minimum
Raid and Cover Life : 1.000.000 passes minimum
Read rate : less than error in 100.000 bits on card conforming to ISO 78111-5
Warranty : 1 year parts and labor
Operating Temp : +5 C to 55 C
Storage Temp : -30 C to 65 C
Humidity : Maximum 95% non-condensing

Dapatkan  magnetic reader yang asli dan bergaransi resmi di http://specialist-media.blogspot.com/
Magnetic Encoder Tysso MSE750 adalah alat yang berfungsi untuk membaca (read) dan menulis (Write) data pada pita magnetic stripe di kartu pvc. 

Encoding strip magnetik memungkinkan Anda untuk meningkatkan fungsionalitas kartu untuk aplikasi kartu member, kartu hotel, pembayaran non-tunai, proses check-in/checkout. 

Magnetic Magnetic Encoder Tysso MSE750 ini dapat melakukan proses encode (pengisian data) pada kartu magnetic pada 3 track langsung. Format pengisiannya ada 2 jenis yaitu HiCo (High-Coercivity) dan LoCo (Low Coercivity).

Pengisian data (encoding) untuk magnetic stripe bisa dilakukan langsung dengan alat encoder eksternal Magnetic Encoder Tysso MSE750. Selain untuk encode (pengisian data) pada kartu magnetic, Magnetic Encoder Tysso MSE750 juga bisa untuk membaca atau ngecek kartu magnetic yang sudah ada isi datanya.

MSE (Magnetic Stripe Encoder) sekarang datang dengan fitur baru dengan interface USB. Sehingga memudahkan user untuk melakukan proses instalasinya secara plug and play. Jika Anda masih kesulitan atau mengalami masalah dengan cara instalasi untuk mengetahui cara pengoperasian dan cara instalasinya anda bisa kunjungi di artikel kami di Cara Instalasi Tysso MSE 750.
Fitur Magnetic Encoder TYSSO MSE750 :

MSR206/MSE-630A dual platform compability :
HiCo / LoCo configurable
300 – 400 Oersted
Tracks 1 & 2 & 3
ISO 7811-1/2/3/4/5 & ANSI 4.16 1983 compliant
5/6/7BPC 210/75BPI on any track

Spesifikasi Magnetic Encoder TYSSO MSE750 :
Interoperable with MSR206/MSE-630A applications
High/Low coercivity configurable
300~4000 Oersted
Two-in-one connectivity – USB or RS-232
Tracks 1&2&3
Minimum one million passes
ISO 7811-1/2/3/4/5 & ANSI 4.16 1983 compliant
5/6/7 BPC custom data format
Raw data format
75BPI or 210 BPI on any track
Intuitive encoding utility
Affordable acquisition cost

Dapatkan magnetic encoder yang asli dan bergaransi resmi di http://specialist-media.blogspot.com/
Kaos adalah Pakaian sederhana ringan untuk tubuh bagian atas, biasanya lengan pendek [T Shirt disebut demikian karena bentuknya].

Sebuah T-shirt biasanya tanpa kancing dan kerah, dengan leher bulat dan lengan pendek. Busana ini bisa dikenakan oleh siapa saja, baik pria dan wanita, dan untuk semua kelompok umur, termasuk bayi, remaja, dan dewasa.

Di Indonesia, kata T-shirt diterjemahkan menjadi Kaos Oblong.
Terjemahan ini pun tidak terlepas dari sejarah perjalanan kaos itu sendiri. Dalam Kamus Indonesia-Inggris Hassan Shadily (1997) menyamakatakan Kaos Oblong dengan kata kaos dalam, singlet, dan undershirt.

T-shirt biasanya terbuat dari serat kapas atau polyester (atau dari dua campuran), rajutan bersama dalam stitch jersey yang memberikan T-shirt khas tekstur yang lembut. T-shirt bisa dihiasi dengan teks dan / atau gambar, dan kadang-kadang digunakan untuk iklan

T- Shirt atau kaos oblong pada awalnya digunakan sebagai pakaian dalam tentara Inggris dan Amerika pada abad 19 sampai awal abad 20.

Masyarakat umum belum mengenal penggunakan kaos atau T-Shirt dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, para tentara yang menggunakan T-Shirt polos tanpa desain ini pun hanya menggunakannya ketika udara panas atau aktivitas-aktivitas yang tidak menggunakan seragam. Ketika itu warna dan bentuknya (model) itu-itu melulu. Maksudnya, benda itu berwarna putih, dan belum ada variasi ukuran, kerah dan lingkar lengan

Kaos Oblong (T Shirt).., Dulunya Pakaian Dalam....!!!
T-shirt alias kaos oblong ini mulai dipopulerkan sewaktu dipakai oleh Marlon Brando pada tahun 1947, yaitu ketika ia memerankan tokoh Stanley Kowalsky dalam pentas teater dengan lakon “A Street Named Desire” karya Tenesse William di Broadway, AS.

T-shirt berwarna abu-abu yang dikenakannya begitu pas dan lekat di tubuh Brando, serta sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya. dan film Rebel Without A Cause (1995) yang dibintangi James Dean.

Pada waktu itu penontong langsung berdecak kagum dan terpaku. Meski demikian, ada juga penonton yang protes, yang beranggapan bahwa pemakaian kaos oblong tersebut termasuk kurang ajar dan pemberontakan. Tak pelak, muncullah polemik seputar kaos oblong.

Polemik yang terjadi yakni, sebagian kalangan menilai pemakaian kaos oblong – undershirt – sebagai busana luar adalah tidak sopan dan tidak beretika. Namun di kalangan lainnya, terutama anak muda pasca pentas teater tahun 1947 itu, justru dilanda demam kaos oblong, bahkan menganggap benda ini sebagai lambang kebebasan anak muda. Dan, bagi anak muda itu, kaos oblong bukan semata-mada suatu mode atau tren, melainkan merupakan bagian dari keseharian mereka.

Polemik tersebut selanjutnya justru menaikkan publisitas dan popularitas kaos oblong dalam percaturan mode. Akibatnya pula, beberapa perusahaan konveksi mulai bersemangat memproduksi benda itu, walaupun semula mereka meragukan prospek bisnis kaos oblong. Mereka mengembangkan kaos oblong dengan pelbagai bentuk dan warna serta memproduksinya secara besar-besaran. Citra kaos oblong semakin menanjak lagi manakala Marlon Brando sendiri – dengan berkaos oblong yang dipadu dengan celana jins dan jaket kulit – menjadi bintang iklan produk tersebut.

Mungkin, dikarenakan oleh maraknya polemik dan mewabahnya demam kaos oblong di kalangan masyarakat, pada tahun 1961 sebuah organisasi yang menamakan dirinya “Underwear Institute” (Lembaga Baju Dalam) menuntut agar kaos oblong diakui sebagai baju sopan seperti halnya baju-baju lainnya. Mereka mengatakan, kaos oblong juga merupakan karya busana yang telah menjadi bagian budaya mode.

Demam kaos oblong yang melumat seluruh benua Amerika dan Eropa pun terjadi sekita tahun 1961 itu. Apalagi ketika aktor James Dean mengenakan kaos oblong dalam film “Rebel Without A Cause”, sehingga eksistensi kaos oblong semakin kukuh dalam kehidupan di sana.

Kaos Oblong (T Shirt).., Dulunya Pakaian Dalam....!!!
Perlahan namun pasti, T-shirt mulai menjadi bagian dari busana keseharian yang tidak hanya dipakai untuk daleman, tetapi juga menjadi pakaian luaran.

Pada pertengahan tahun 50an, T-shirt sudah mulai menjadi bagian bagian dari dunia fashion. Namun baru pada tahun 60an ketika kaum hippies mulai merajai dunia, T-shirt benar-benar menjadi state of fashion itu sendiri.

Sebagai sebuah simbol (lagi-lagi) anti kemapanan, para hippies ini menggunakan T-shirt/kaos sebagai salah satu simbolnya.

Semenjak saat itulah revolusi T-shirt terjadi secara total. Para penggiat bisnis menyadari bahwa T-shirt dapat menjadi medium promosi yang amat efektif serta efesien. Segala persyaratan sebagai medium promosi yang baik ada di T-shirt. Murah, mobile, fungsional, dapat dijadikan suvenir, dan seterusnya.

Disaat yang bersamaan, kelompok-kelompok tertentu macam hippies, komunitas punk, atau organisasi politik, juga menyadari bahwa T-shirt dapat menjadi medium propaganda yang sempurna selain medium yang telah ada. Statement apapun dapat tercetak diatasnya, tahan lama, dan penyebarannya mampu melewati batas-batas yang tidak dapat dicapai oleh medium lain, seperti poster misalnya.

Dengan segala kesempurnaannya, T-shirt tidak lagi menjadi sederhana. Jelas, secara fungsional benda tersebut masih berlaku sebagai sebuah sandang. Namun dibalik itu semua, T-shirt memiliki value yang melebihi dari fungsi dasarnya. Desain T-Shirt yang terus berkembang sampai sekarang selaras dengan perkembangan manusia dan teknologi yang memang terus berkembang.

Kaos Oblong (T Shirt).., Dulunya Pakaian Dalam....!!!
Sejarah akan terus mencatat desain berbagai kaos seperti tie dye yang lekat dengan  flowers generation, komunitas punk yang lekat dengan T-Shirt sobek, polos bahkan dengan desain typohraphy yang mencolok, dan siapa yang tidak kenal dengan kaos I Love New York yang fenomenal itu.

Desain T-Shirt yang kemudian menjadi semacam aktualisasi pemakainya, bisa diramalkan akan tetap terus digemari. Elemen desain berupa typohraphy yang sangat menarik dan penuh maksud sangat berpeluang diminati masyarakat.

Apalagi perkembangan dunia konsumen yang sangat memanjakan aktualisasi pribadi. Siapa pun Anda, konsumen, pemilik perusahaan, manajeman band, atau siapapun, bisa dengan mudah menunjukkan siapa diri Anda hanya dengan memakai T-Shirt dengan desain typohraphy  atau perpaduan elemen desain lain.

Pemakaian kaos dalam berbagai kesempatan memberikan juga peluang bagi para desainer dalam berkarya. Fungsinya yang semakin melebar sangat bisa mendukung perkembangan desain itu sendiri. Kreatifitas menggunakan medium T-Shirt dalam berkarya desain membuka peluang pemaknaan karya desain serta perluasan pengetahuan tentang desain pada masyarakat.

Kaos Oblong (T Shirt).., Dulunya Pakaian Dalam....!!!
Berjamurnya clothing dan distro di kalangan bisnis modern adalah salah satu kemajuan yang positif dalam dunia desain. Berbagai karya desain yang diimplementasikan dalam medium T-Shirt memberi warna bagi kehidupan, tidak hanya bentukan huruf tapi foto, karya desain yang dulu tidak memungkunkan untuk menggunakan media T-Shirt, kini semuanya menjadi mungkin.

Namun, perkembangan yang demikian masif harus tetap juga disikapi dengan baik, kemasifan sesuatu hal terkadang menjadikan desain hanya sebagai produk instan yang tidak memperhatikan faedah-faedah desain, karena itulah pengetahuan desainer akan prinsip-prinsip desain sangat diperlukan.

Di Indonesia, konon, masuknya benda ini karena dibawa oleh orang-orang Belanda. Namun ketika itu perkembangannya tidak pesat, sebab benda ini mempunyai nilai gengsi tingkat tinggi, dan di Indonesia teknologi pemintalannya belum maju. Akibatnya benda ini termasuk barang mahal.

Namun demikian, kaos oblong baru menampakkan perkembangan yang signifikan hingga merambah ke segenap pelosok pedesaan sekitar awal tahun 1970. Ketika itu wujudnya masih konvensional. Berwarna putih, bahan katun-halus-tipis, melekat ketat di badan dan hanya untuk kaum pria.

Beberapa merek yang terkenal waktu itu adalah Swan dan 77. Ada juga merek Cabe Rawit, Kembang Manggis, dan lain-lain. Dan tren kaos oblong rupa-rupanya direkam pula oleh Kartunis GM Sudarta melalui tokoh Om Pasikom dan kemenakannya dengan tajuk “Generasi Kaos Oblong” (Harian Kompas, 14 Januari 1978).

Sumber :

http://www.thefreedictionary.com/T-shirt
http://www.artikata.com/arti-181797-t-shirt.html
http://en.wikipedia.org/wiki/T-shirt
http://customtshirt2008.wordpress.com/category/sejarah-t-shirt/
http://www.elcogarment.com/e-article/sejarah-t-shirt.html
http://www.terminalbaju.com/news-10-sejarah-tshirt-kaos


RFID (bahasa Inggris: Radio Frequency Identification) atau Identifikasi Frekuensi Radio adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Label atau kartu RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Label RFID berisi informasi yang disimpan secara elektronik dan dapat dibaca hingga beberapa meter jauhnya. Sistem pembaca RFID tidak memerlukan kontak langsung seperti sistem pembaca kode batang (bahasa Inggris: barcode).

Sebuah label RFID dapat ditempelkan ke sebuah obyek dan digunakan untuk melacak dan mengelola inventaris, aset, orang, dan lain-lain. Sebagai contoh, label RFID bisa ditempelkan di mobil, peralatan komputer, buku-buku, ponsel, dan lain-lain.
RFID menawarkan keunggulan dibandingkan sistem manual atau penggunaan kode batang. Label dapat dibaca jika melewati dekat pembaca label, bahkan jika pembaca tertutup oleh objek atau tidak terlihat. Label dapat dibaca di dalam sebuah wadah, karton, kotak atau lainnya. Label RFID dapat membaca ratusan pada satu waktu, sedangkan kode batang hanya dapat dibaca satu per satu.


Sejarah RFID
Pada tahun 1945, Léon Theremin menemukan alat mata-mata untuk pemerintah Uni Soviet yang dapat memancarkan kembali gelombang radio dengan informasi suara. Gelombang suara menggetarkan sebuah diafragma (diaphragm) yang mengubah sedikit bentuk resonator, yang kemudian memodulasi frekuensi radio yang terpantul. Walaupun alat ini adalah sebuah alat pendengar mata-mata yang pasif dan bukan sebuah kartu/label identitas, alat ini diakui sebagai benda pertama dan salah satu nenek-moyang teknologi RFID. Beberapa publikasi menyatakan bahwa teknologi yang digunakan RFID telah ada semenjak awal era 1920-an, sementara beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa sistem RFID baru muncul sekitar akhir era 1960-an.......
Sebuah teknologi yang lebih mirip, IFF Transponder, ditemukan oleh Inggris pada tahun 1939, dan secara rutin digunakan oleh tentara sekutu di Perang Dunia II untuk mengidentifikasikan pesawat tempur kawan atau lawan. Transponder semacam itu masih digunakan oleh pihak militer dan maskapai penerbangan hingga hari ini.
Karya awal lainnya yang mengeksplorasi RFID adalah karya tulis ilmiah penting Harry Stockman pada tahun 1948 yang berjudul Communication by Means of Reflected Power (Komunikasi Menggunakan Tenaga Pantulan) yang terbit di IRE, halaman 1196–1204, Oktober 1948. Stockman memperkirakan bahwa "...riset dan pengembangan yang lebih serius harus dilakukan sebelum problem-problem mendasar di dalam komunikasi tenaga pantulan dapat dipecahkan, dan sebelum aplikasi-aplikasi (dari teknologi ini) dieksplorasi lebih jauh."
Paten Amerika Serikat nomor 3,713,148 atas nama Mario Cardullo pada tahun 1973 adalah nenek moyang pertama dari RFID modern; sebuah transponder radio pasif dengan memori ingatan. Alat pantulan tenaga pasif pertama didemonstrasikan pada tahun 1971 kepada Perusahaan Pelabuhan New York (New York Port Authority) dan pengguna potensial lainnya. Alat ini terdiri dari sebuah transponder dengan memori 16 bit untuk digunakan sebagai alat pembayaran bea.
Pada dasarnya, paten Cardullo meliputi penggunaan frekuensi radio, suara dan cahaya sebagai media transmisi. Rencana bisnis pertama yang diajukan kepada para investor pada tahun 1969 menampilkan penggunaan teknologi ini di bidang transportasi (identifikasi kendaraan otomotif, sistem pembayaran tol otomatis, plat nomor elektronik, manifest [daftar barang] elektronik, pendata rute kendaraan, pengawas kelaikan kendaraan), bidang perbankan (buku cek elektronik, kartu kredit elektronik), bidang keamanan (tanda pengenal pegawai, pintu gerbang otomatis, pengawas akses) dan bidang kesehatan (identifikasi dan sejarah medis pasien).
Demonstrasi label RFID dengan teknologi tenaga pantulan, baik yang pasif maupun yang aktif, dilakukan di Laboratorium Sains Los Alamos pada tahun 1973. Alat ini diperasikan pada gelombang 915 MHz dan menggunakan label yang berkapasitas 12 bit.
Paten pertama yang menggunakan kata RFID diberikan kepada Charles Walton pada tahun 1983 (Paten Amerika Serikat nomor 4,384,288).

Ada tiga jenis label RFID : 
  1. RFID aktif, Label RFID aktif biasanya lebih besar dan lebih mahal untuk diproduksi karena memerlukan sumber listrik. Label RFID aktif memancarkan sinyalnya ke pembaca label dan biasanya lebih andal dan akurat daripada label RFID pasif. Label RFID aktif memiliki sinyal lebih kuat sehingga dapat digunakan pemakaiannya di lingkungan yang sulit terjangkau seperti di bawah air, atau dari jauh untuk mengirimkan data
  2. RFID pasif,  tidak memiliki pasokan listrik internal dan bergantung pada pembaca RFID untuk mengirimkan data. Sebuah arus listrik kecil diterima melalui gelombang radio oleh antena RFID dan daya CMOS hanya cukup untuk mengirimkan tanggapan. Label Pasif RFID lebih cocok untuk lingkungan pergudangan di mana tidak ada banyak gangguan dan jarak yang relatif pendek (biasanya berkisar dari beberapa inci sampai beberapa meter). Karena tidak ada sumber daya internal, label pasif RFID lebih kecil dan lebih murah untuk diproduksi.
  3. RFID Semi-pasif, mirip dengan label RFID aktif. Label semi-pasif RFID memiliki sumber daya internal, tetapi tidak memancarkan sinyal sampai pembaca RFID mentransmisikannya terlebih dahulu.

RFID dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti:
  • Manajement Akses
  • Pelacakan barang
  • Pengumpulan dan pembayaran toll tanpa kontak langsung
  • Mesin pembaca dokumen berjalan
  • Pelacakan identitas untuk memverifikasi keaslian
  • Pelacakan bagasi di bandara


Kaos merupakan sebuah bentuk Pakaian sederhana ringan untuk tubuh bagian atas, biasanya berlengan pendek. Sebuah T-shirt (nama lain dari baju kaos) biasanya tanpa kancing dan kerah, dengan leher bulat dan lengan pendek. 

Busana ini bisa dikenakan oleh siapa saja, baik pria dan wanita, dan untuk semua kelompok umur, termasuk bayi, remaja, dan dewasa. pakaian ini amat populer karena bentuk nya yang simple.

T-Shirt atau kaos oblong pada awalnya digunakan sebagai pakaian dalam tentara Inggris dan Amerika pada abad 19 sampai awal abad 20. Asal muasal nama inggrisnya, T-shirt, tidak diketahui secara pasti. 

Teori yang paling umum diterima adalah nama T-shirt berasal dari bentuknya yang menyerupai huruf "T", atau di karenakan pasukan militer sering menggunakan pakaian jenis ini sebagai "training shirt".

Masyarakat umum belum mengenal penggunakan kaos atau T-Shirt dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, para tentara yang menggunakan kaos oblong tanpa desain ini pun hanya menggunakannya ketika udara panas atau aktivitas-aktivitas yang tidak menggunakan seragam. Ketika itu warna dan bentuknya (model) itu-itu melulu. Maksudnya, benda itu berwarna putih, dan belum ada variasi ukuran, kerah dan lingkar lengan 

Asal Mula T.Shirt (Kaos)....!!!
Rebel Without a Cause: 
Inilah film yang semakin mempopulerkan kaos oblong alias T-shirt, terutama di kalangan kaum muda pada paruh kedua era 1950-an. 

James Dean, aktor utama dalam film produksi tahun 1955 itu, mengenakan kaos oblong, celana blue jeans dan tentu saja jaket merah, jangan lupa pula rambut jambulnya. 

T-shirt, jeans, dan jaket kulit kemudian menjadi semacam simbol pemberontakan kaum muda.

Sebelumnya, Marlon Brando mengagetkan dunia mode dengan kaosnya lewat film A Streetcar Named Desire tahun 1951. 

Dalam poster resmi film arahan sutradara Elia Kazan itu tampak Brando mengenakan T-shirt putih dengan lengan tergulung sehingga memperlihatkan lengannya yang gempal. Ia tengah memeluk Vivien Leigh, aktris rekan mainnya dalam film tersebut. Kaos sejak itu menjadi alternatif gaya berpakaian kaum muda.

Marlon Brando dan James Dean adalah pemberontak yang menjadikan kaos populer lewat film layar lebar. Perlu dicatat, mereka saat itu menggunakan kaos polos tanpa sentuhan grafis sedikit pun.

Kaos terbukti diterima kaum muda. Buku The T-Shirt: A Collection of 500 Design yang disusun Luo Lv, Zhang Huiguang menuliskan pada paruh kedua 1960-an, kaos telah menjadi medium penyampai ekspresi, identitas kelompok, dan protes.

Generasi Bunga dengan kaum hippies-nya menggunakan kaos ikat-celup sebagai identitas kaumnya. Model ini menyebar hingga Indonesia sampai ke tingkat kampung-kampung. Muncullah kaos yang dicelup ke dalam cairan pewarna wantek. Sebelumnya, kaos diikat dengan senar—seperti teknik jumputan.

Asal Mula T.Shirt (Kaos)....!!!
Protes kaum muda pada kebijakan perang Vietnam di akhir 1960-an melancarkan protes damai dengan kaos ”Make Love Not War” dan ”Give Peace a Chance”. 

Salah satu pemakainya adalah John Lennon, penggubah lagu ”Give Peace a Chance”. Simbol perdamaian, peace, rancangan Gerald Holtom yang berbentuk seperti kemudi mobil itu tertera di kaos dan dikenakan orang di mana-mana, termasuk Indonesia.

Sejak itu kaos tak pernah lepas dari kultur kaum muda dan mereka yang berhati muda. Kaos menjadi penyampai segala bentuk ”ideologi” dari musik, selera, sampai politik.

Ini merupakan ”evolusi” karena sebelumnya kaos adalah undershirts alias pakaian dalam yang lewat proses panjang menjadi pakaian luar dan bagian dari pop culture. Tahun 1913 angkatan laut AS menjadikan T-shirt sebagai pakaian pelapis resmi. Prajurit yang ditempatkan di daerah berhawa panas sering hanya mengenakan T-shirt. Sejak saat itu, tepatnya pada tahun 1920, T-shirt masuk entri dalam kamus Merriam Webster.

Sumber :
1. http://archive.kaskus.co.id/thread/13326226/
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Kaus_oblong
Apa itu barcode???? Sebuah kode batang atau kode palang (bahasa Inggris: barcode) adalah suatu kumpulan data optik yang dibaca mesin. Sebenarnya, kode batang ini mengumpulkan data dalam lebar (garis) dan spasi garis paralel dan dapat disebut sebagai kode batang atau simbologi linear atau 1D (1 dimensi). Tetapi juga memiliki bentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri lainnya di dalam gambar yang disebut kode matriks atau simbologi 2D (2 dimensi). Selain tak ada garis, sistem 2D sering juga disebut sebagai kode batang.

Penggunaan awal kode batang adalah untuk mengotomatiskan sistem pemeriksaan di swalayan, tugas dimana mereka semua menjadi universal saat ini. Penggunaannya telah menyebar ke berbagai kegunaan lain juga, tugas yang secara umum disebut sebagai Auto ID Data Capture (AIDC). Sistem terbaru, seperti RFID, berusaha sejajar di pasaran AIDC, tapi kesederhanaan, universalitas dan harga rendah kode batang telah membatasi peran sistem-sistem baru ini. 

Kode batang dapat dibaca oleh pemindai optik yang disebut pembaca kode batang atau dipindai dari sebuah gambar oleh perangkat lunak khusus. Di Jepang, kebanyakan telepon genggam memiliki perangkat lunak pemindai untuk kode 2D, dan perangkat sejenis tersedia melalui platform smartphone.

Apa saja manfaatnya?

Akurasi, Barkoding ini bisa meningkatkan akurasi dengan mengurangi kesalahan manusia dari pemasukan data secara manual atau item yang salah baca atau salah label.
Kemudahan pemakaian, Barcode mudah digunakan. Dengan hardware dan software yang tepat bisa memaksimalkan proses otomatisasi pengumpulan data. Tentunya akan lebih mudah membuat inventarisasi akurat dengan sistem barcode, daripada secara manual.
Keseragaman Pengumpulan Data, Beragam standar pemenuhan dan simbologi barcode yang terstandarisasi, menjamin informasi di terima dan disampaikan dengan cara yang benar sehingga bisa diterima di pahami secara umum.
Feedback yang tepat waktu,  Barcode menawarkan feedback yang tepat waktu. Begitu muncul, data bisa diterima dengan cepat, dan memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat berdasarkan informasi terbaru.
Meningkatan produktifitas, Barcode membuat aktifitas operasional dalam bisnis menjadi lebih singkat. Bayangkan betapa lamanya, ketika kasir anda harus memasukkan harga barang secara manual?
Meningkatkan Profit, Peningkatan efisiensi yang diberikan barcode memungkinkan perusahaan menghemat biaya dan yang terpenting meningkatkan profit bisnisnya.

Penggunaan Barcode Barcode ada dimana – mana. Hampir semua jenis industri menggunakan barcode, sehingga bisnis bisa untung. Berikut beberapa industri yang biasanya menggunakan teknologi barcode.
Manufaktur
Banyak hal detail dalam operasional industri manufaktur yang perlu awasi secara ketat. Karena sedikit saja kesalahan dalam komponen, semisal masalah stok barang, bisa menyebabkan inefisiensi dalam lingkungan manufaktur. Dalam hal ini, Barcode sering digabungkan dengan system MRP [Manufacturing Requirements Planning], agar bisnis memiliki data yang akurat terutama dalam system kerja di pergudangan.
Pergudangan
Siapapun yang menghandle pergudangan seharusnya menggunakan barcode. Bayangkan saja, kalau anda harus mendata seluruh produk anda secara manual. Kapan selesainya?
Jasa Distribusi
Jika perusahaan anda secara konsisten menge-cek barang yang masuk dan keluar, sudah seharusnys anda menggunakan barcode. Dijamin lebih cepat dan akurat, untuk mengetahui seberapa efisien, stok barang yang anda punyai pada suatu waktu.
Ritel
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ketika seorang kasir biasa melakukan pengecekan secara manual dengan mengetik setiap harga barang. Bayangkan kalau setiap pebisnis ritel melakukan hal yang sama. Peluang membuat kesalahan tentunya akan sangat besar. Mereka akan bangkrut karena kurang teliti dan kurang akurat. Sekarang ini semuanya menuntut efisiensi. Yakni efisiensi yang diciptakan dengan memanfaatkan barcode.
Transportasi
Apa yang muncul dalam pikiran anda, ketika bicara tentang pengiriman paket tepat waktu? Jawabannya tentu Fedex atau UPS. Kedua perusahaan tersebut sedang merajai bisnis pengiriman paket, Karena mereka membuat system pengangkutan barang yang efektif. Kunci utama keberhasilan Fedex dan UPS terletak pada pemanfaatan teknologi Barcode. Lihat saja ketika mereka memasukkan data pada Portable Data Collectors, mereka berkomunikasi melalui system database secara tepat waktu.
Masih banyak industri lain yang menggunakan barcode, tidak terbatas pada Industri Konstruksi, Kesehatan ataupun Toko Video saja, tapi juga Kartu Identitas, Absensi, Manajemen Dokumen dan lain – lain.
Eu mei solum oporteat eleifend, libris nominavi maiestatis duo at, quod dissentiet vel te. Legere prompta impedit id eum. 

Te soleat vocibus luptatum sed, augue dicta populo est ad, et consul diceret officiis duo. Et duo primis nostrum. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. 

Etiam id libero non erat fermentum varius eget at elit. Suspendisse vel mattis diam. Ut sed dui in lectus hendrerit interdum nec ac neque. Praesent a metus eget augue lacinia accumsan ullamcorper sit amet tellus. 

Duis cursus egestas hendrerit. Fusce luctus risus id elit malesuada ac sagittis magna tempus. Sed egestas fringilla turpis at ullamcorper. Pellentesque adipiscing ornare cursus. Aliquam a nulla sapien. Sed facilisis ultricies purus, sed dapibus eros auctor vel. Phasellus et est nibh. 

Sed sagittis neque vel magna euismod ut vulputate sapien tempus. Fusce feugiat condimentum nulla. Aliquam quis convallis nunc. Nulla eu eros quam. Heading H1Suspendisse elementum tincidunt mi, non dictum nibh molestie a. In placerat rutrum felis, eu lacinia nunc eleifend vitae.
Eu mei solum oporteat eleifend, libris nominavi maiestatis duo at, quod dissentiet vel te. Legere prompta impedit id eum. 

Te soleat vocibus luptatum sed, augue dicta populo est ad, et consul diceret officiis duo. Et duo primis nostrum. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. 

Etiam id libero non erat fermentum varius eget at elit. Suspendisse vel mattis diam. Ut sed dui in lectus hendrerit interdum nec ac neque. Praesent a metus eget augue lacinia accumsan ullamcorper sit amet tellus. 

Duis cursus egestas hendrerit. Fusce luctus risus id elit malesuada ac sagittis magna tempus. Sed egestas fringilla turpis at ullamcorper. Pellentesque adipiscing ornare cursus. Aliquam a nulla sapien. Sed facilisis ultricies purus, sed dapibus eros auctor vel. Phasellus et est nibh. 

Sed sagittis neque vel magna euismod ut vulputate sapien tempus. Fusce feugiat condimentum nulla. Aliquam quis convallis nunc. Nulla eu eros quam. Heading H1Suspendisse elementum tincidunt mi, non dictum nibh molestie a. In placerat rutrum felis, eu lacinia nunc eleifend vitae.